Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

"Om telolet Om...!!"

Saat berselancar di beberapa sosial media,  belakangan sering terlihat kata-kata "om telolet om".  Display picture (sebut: depe),  video,  dan status, bertuliskan "om telolet om..! " Entah apa yang begitu istimewa dari kata-kata itu. Mungkin saya kurang update,  kurang "gaul", atau apalah. Sempat mengusik hati serta menjadi topik perbincangan bersama beberapa orang teman. Kenapa,  generasi muda Indonesia begitu antusias mempopulerkan hal semacam itu (sebut saja tidak penting). Tidak malukah ketika yang dikenal dunia tentang Indonesia adalah "Om telolet Om"?. Entah mungkin Anda akan berpikir bahwa apa yang saya tuliskan ini "lebay". Tapi lihatah siapa yang lebay diantara kita.... Ada yang menuliskan kata "om telolet om" sekedar untuk dijadikan depe, video lucu,  bahkan ada yang sengaja menunggu mobil lewat dengan membawa tulisan "om telolet om" (niat banget). Apakah sebegitu kurang hiburannya??" Maafkan...

Waktu

Berikut mengingat kembali salah satu surat dalam Al Quran: Al-‘Ashr (Demi Masa):   Demi Masa  Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar. Hari ini lagi-lagi seorang sahabat mengingatkan tentang waktu. Sepertinya luapan dari kekesalan yang telah bertumpuk sejak beberapa waktu lalu. Tentang keterlambatan. Saya mengerti, saya pun pernah mengalami ketika janji kemudian menjadi tidak ditepati karena waktu. Ketika saya telah menyiapkan diei menepati janju untuk menghadiri suatu acara bersama salah seorang teman dengan waktu yang telah disepakati, tiba-tiba sebuah pesan masuk di ponsel saya “kita berangkat telat ya”. Kesal. Iya, tentu saya merasa kesal. Saya berusaha untuk mempersiapkan diri “tepat waktu” berharap ketika teman saya menghampiri saya tidak membuatnya menunggu. Tapi harapan saya tidak sesuai dengan yang saya harapkan. Justru pa...
Membaca Gayatri Chakravorty Spivak Oleh Maria Hartiningsih dan Ninuk Mardiana Pambudy Ia dikenal sebagai ahli teori-teori post kolonial. Lebih khusus sebagai ahli kajian subaltern (subaltern studies), setelah esai panjangnya “Can Subaltern Speak” pada tahun 1983 terbit dan menjadi karya monumental, bahkan diperingati 20 tahun penerbitannya oleh para filsuf dunia di Cork, Irlandia. Melalui sedikitnya 10 buku karyanya (asli dan terjemahan), serta karya-karya kajian para ahli mengenai teori-teorinya, banyak orang juga mengenal Gayatri Spivak sebagai ahli kajian kritis mengenai budaya ( critical cultural studies ) dan teori-teori dekonstruksi, setelah menerjemahkan dan menafsirkan Derrida dalam kata pengantar yang dekonstruktif dari karya  De la grammatologie  ke dalam bahasa Inggris,  Of Grammatology . Dalam serangkaian ceramahnya di Program Pascasarjana Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universit...
Alhamdulillah, hari ke-2 Ramadhan berjalan lancar. Semangat ibadahnya, tetap istiqoomah, dan mencapai target jadi insan yang makin bertaqwa pada Alloh SWT. Aamiin. Banyak hal yang ditunggu di Ramadhan kali ini wan, berjuta harapan dan keputusan yang akan diambil untuk menjalani hari-hari ke depan. Doakeun semoga Alloh beri yang terbaik untuk saya dan kita semua. Lagi-lagi cuma bisa berencana, berusaha dan berdoa. Hasilnya tetap Alloh Yang Maha Kuasa. Apapun yang Alloh beri, mudah-mudahan menjadikan hari esok selalu lebih baik dari hari ini. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat menjalankan ibadah puasa :D