Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah             Menurut Kahin (2005; xxxii; Graves, 2007: 286), salah satu cir pembeda antara suku Minangkabau dengan suku bangsa lain adalah keserasian antara sistem matrilineal dan keteguhan terhadap Islam. Titik temu filsafat kebudayaan Minangkabau dengan nilai-nilai Islam memiliki akar sejarah (Kratz, 2002: ix) yang panjang dan khas yaitu Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabulah ’ (Bahar, 2008: Mahmud, 2010:1) dan alam takambang jadi guru . Nilai inilah yang menjadi pedoman dan semangat bagi suku Minangkabau dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial di kampung halaman maupun di rantau. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah adalah ungkapan yang lazim di tengah masyarakat Minangkabau. Menurut Thaib (1965:7), “ Adat Minangkabau ialah suatu susunan peraturan hidup yang diatur dengan kato-kato . Adapun kato-kato itu adalah satu istilah adat yang artinya seran...

Tradisi Besar dan Tradisi Kecil

1.       Tradisi Secara teminologis perkataan ‘tradisi’ mengandung dalam dirinya suatu pengertian tersembunyi tentang adanya kaitan antara masa lalu dengan masa kini. Ia menunjuk kepada sesuatu yang diwariskan oleh masa lalu tetapi masih berwujud dan berfungsi pada masa sekarang. Tradisi dalam pengertiannya yang paling elementer adalah sesuatu yang ditransmisikan atau diwariskan dari masa lalu ke masa kini. (Shils, 1981: 12). Dalam Ensiklopedi Britanica , tradisi merupakan kumpulan dari kebiasaan, kepercayaan dan berbagai praktek yang menyebabkan lestarinya suatu kebudayaan peradaban, atau kelompok social dan karena itu membentuk pandangan hidupnya. Pengertian-pengertian tradisi yang disampaikan di atas masih mengacu pada pengertian tradisi sebagai “warisan dari masa lalu” sebagai sesuatu yang diterima oleh generasi sekarang dari para pendahulu mereka. Para pemikir yang gagasan-gagasannya dikutip dia atas belum memberikan tempat kepada tradisi sebagai s...

Kebangkitan Islam, 1784 – 1832

Islam dalam Masyarakat Minangkabau Di Minagkabau, kebudayaan petani bertumpu pada susbstratum kepercayaan animistic yang mash berkembang pada abad ke-19. Strata lain dalam masyarakat mungkin telah menganut bentuk dan keyakinan di luar pemujaan, tetapi kelompok social inipun – seperti keluarga araja atau keluarga perajin – tetap dipengaruhi oleh animism yang terdapat dalam masyarakat tempat mereka hidup. Tokoh kunci dalam petani Minangkabau adalaha cenayang. Dalam istilah Minangkabau umumnya disebut sebagai pawang. Orang yang berfungsi sebagai pawang dipercaya bisa berhubungan dengan kekuatan-kekuatan gaib dan mendatangkan rasa aman bagi keluarga yang mengalami penyakit, kematian, ancaman kegagalan panen, dan malapetaka lain. Pembenaran teoritis untuk pekerjaan pawing adalah kepercayaan petami akan dualisme jiwa: jiwa yang sesungguhnya dan jiwa yang bisa menghilang (semangat). Di setiap desa, yang menjadi cenayang adalah orang yang cukup berpengaruh. Seiap cenayang menurunkan...